moshi moshi, assalamualaikum

Thursday, December 13, 2012

Telepon di Saat Hujan


Aku menatap langit pagi yang memerah
sama sekali tak cerah
penuh gumpalan awan
siap menurunkan hujan tiba-tiba

Ketika aku melihat itu semua
anganku berbisik awan itu wajahmu
lantas, harus percayakah aku?
aku tersenyum pada diriku sendiri

Sembari mengalihkan pandangan
mataku menumbuk pada telepon dalam genggaman
dalam hati aku berharap
sebagaimana harapanku setiap hari setiap pagi
telepon itu berbunyi
agar ku dapat dengarkan suaramu

Nyatanya sia-sia saja
bukan harapanku tak terwujud
tapi asaku belum sampai
dan sungguh ...
aku masih terus berharap

Seolah menjadi awal jawaban
titik pertama gerimis jatuh di telapak tanganku yang terbuka
aku menggenggamkan tanganku
berlari mencari tempat berteduh
suara telepon berbaur dengan gerimis yang menderas
aku menjawab dengan hati bertanya
mengapa di saat seperti ini?

            Di sini sedang hujan
            rupanya di tempatmu juga
            karena itu, aku meneleponmu
            karena hujan yang mempertemukan kita
            hujan yang menghubungkan kita ...

            Sungguh, aku tidak pernah lupa
            kau juga mengingatnya, kan?
            aku percaya padamu
            aku harap kau juga padaku
            kau bisa mendengarku?

Air mataku tumpah
seperti hujan yang tercurah dari langit
tanpa aku harus berucap
itu sudah cukup mengungkapkan
betapa aku selalu percaya padamu

Jika sekarang hujan mulai mereda
maka seiring terputusnya aliran air mata
ketika kita tidak saling bicara lagi
aku kembali menapakkan kaki
di jalan beraspal
yang masih basah oleh air hujan

Kamis, 3 Mei 2007 (Surabaya)

1 comment: