moshi moshi, assalamualaikum

Friday, July 31, 2020

Kalau Novel Akatsuki Difilmkan, Kamu Setuju Nggak?

Sejak terbit pertama kali pada 2009 yang lalu, sudah banyak pembaca yang meminta atau mengusulkan agar novel Akatsuki diadaptasi menjadi film. Dan, permintaan itu terus berulang sampai sekarang.

Dulu awal-awal, sih, saya jawab, “Doakan saja.”

Ya, siapa sih yang ga pengen tulisannya diangkat jadi film? Pasti ada kebanggaan tersendiri. Selain itu, dengan diadaptasi menjadi film, harapannya novel Akatsuki bisa menebar manfaat yang lebih luas.

Tapi, benarkah demikian?

Setelah saya pikir-pikir, terus merenung, saya pribadi, kok, keberatan kalau novel Akatsuki dijadikan film. Pertama dan terutama, sih, saya ga mau merusak imajinasi pembaca tentang tokoh-tokoh dalam novel tersebut. Mending kalau yang main film dan cerita hasil adaptasinya nanti oke. Kalau ga? Wah, para pembaca bisa kecewa. Soalnya, mau ga mau, dan yang sering terjadi, film hasil adaptasi novel itu banyak mengalami perubahan dibanding cerita aslinya.

Selain alasan di atas, ada beberapa pertimbangan lain yang membuat saya keberatan kalau novel Akatsuki difilmkan. Salah satunya adalah adanya kontak fisik antara lawan jenis. Bisa saja, sih, adegan itu ditiadakan atau cari pemain yang di dunia nyata memang suami istri atau saudaraan (misalnya kakak-adik). Dengan begitu, insyaa Allah bersentuhan pun ga berdosa.

Eits, tapi, tunggu dulu! Masih ada masalah lain. Apa itu?

Cerita Akatsuki, kan, mengambil latar negara Jepang. Jadi, pasti butuh pemain wanita yang ga berjilbab. Soalnya, kalau semua pemain wanitanya dijilbabin, ga masuk akal, kan? Kalau begitu, nanti filmnya menampakkan aurat wanita, dong.

Atau … okelah kita maksa semua pemainnya menutup aurat. Tapi, kan, tetap saja film itu akan menampilkan tokoh utama wanita yang anggun, yang berarti mengekspos kecantikan makhluk bernama wanita ke hadapan publik. Padahal, wanita itu indah dan seharusnya ia terlindung di tempat yang aman. Bukan untuk dipamerkan dan dinikmati sembarang orang.

Belum lagi kemungkinan terjadinya percampuran antara laki-laki dan perempuan di lokasi syuting. Wah, bisa bahaya!

Boleh jadi niat awal memfilmkan novel Akatsuki adalah untuk berdakwah, agar manfaatnya tersebar lebih luas dan bisa dirasakan banyak orang. Mulia sekali, kan?

Tapi, tujuan yang baik tidak lantas menghalalkan segala cara. Karena ingin membantu orang miskin, bukan berarti kita boleh mencuri. Tindakan Robin Hood yang tampak heroik itu jelas tidak bisa dibenarkan.

Begitu pula dengan adaptasi novel Akatsuki ke dalam bentuk film. Niatan awalnya boleh jadi mulia, tapi jika dengan cara membuat film, rasanya kok mudharat-nya malah lebih besar daripada manfaatnya. Sebab, kemungkinan besar dan bahkan hampir pasti sulit untuk menghindari alasan-alasan yang saya sampaikan di atas.

Karena itu, nikmatilah novel Akatsuki dalam bentuk aslinya. Semoga apa yang tertulis di dalamnya membawa kebaikan dan bermanfaat bagi para pembaca.

Tuesday, January 28, 2020

Novel Akatsuki dari Masa ke Masa

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Apa kabar, Teman-teman? Wah, ini postingan pertama saya di tahun 2020!
Kali ini, saya mau tanya dulu. Teman-teman pasti sudah pada tahu novel Akatsuki, kan? Hehe ... pede banget, ya? Boleh, dong!
Novel Akatsuki merupakan novel pertama saya sekaligus buku pertama saya yang berhasil terbit. Novel ini berkisah tentang Mayumi, seorang gadis Jepang yang tertarik pada teman cowoknya yang cool banget dan ternyata seorang Muslim, yaitu Kagawa Satoshi. Hal itu membuat Mayumi sering bertanya soal Islam. Lama-kelamaan, ketertarikan itu berubah menjadi rasa suka, seiring dengan keyakinannya yang semakin kuat terhadap Islam.
Mau tahu kisah lengkapnya? Silakan baca bukunya sendiri, hehe ....
Nah, sejak terbit pertama kali pada tahun 2009, novel Akatsuki sudah mengalami beberapa perubahan.

Cover pertama novel Akatsuki

Seperti tadi saya sebutkan, novel Akatsuki pertama kali terbit pada Oktober 2009 dengan warna cover dominan kuning dan ada gambar cewek cantik yang menghiasi sampul depannya. Lalu, ada gambar cowok yang membelakangi cewek tadi dan seolah berjalan menjauh. Mungkin maksud si pembuat cover itu untuk memberi kesan dingin dan misterius gitu kali, ya? Hehe ... mungkin, lho ....

Oh, iya. Edisi pertama ini diterbitkan oleh Mizania (Mizan Group). Untuk edisi ini, sempat dicetak ulang yang ke-2 pada Februari 2010.

Cover kedua novel Akatsuki

Kalau ini, cover novel Akatsuki yang edisi kedua. Covernya pink, girly banget, serta terkesan lucu dan imut. Haha ... apaan, sih? Edisi kedua ini rilis pada tahun 2012. Penerbitnya Qanita, masih termasuk Mizan Group juga.

Pada edisi kedua ini, bisa dibilang isinya hampir sama persis dengan yang edisi pertama. Cuma ganti cover, terus layout-nya lebih rapi, dan kertasnya lebih bagus. Jadi, lebih nyaman gitu bacanya.

Cover ketiga novel Akatsuki

Nah, kalau yang ini, edisi terbaru dari novel Akatsuki. Terbit secara indie pada Desember 2017. Covernya memang sederhana banget, ya. Tapi, justru di cover inilah judul Akatsuki itu benar-benar terwakili. Akatsuki, kan, kata dalam bahasa Jepang yang artinya “fajar”, dan cover ketiga ini benar-benar menggambarkan suasana fajar. Jadi, feel-nya dapat gitu, lho. Di edisi ini juga saya pakai nama asli, bukan nama pena lagi.
Terus, beda sama edisi kedua yang isinya bisa dibilang sama persis dengan edisi pertama, di edisi ketiga ini cukup banyak perubahan isinya. Perbedaan itu meliputi perubahan urutan peristiwa supaya lebih logis, sikap para tokoh yang dibuat lebih wajar dan masuk akal, tambahan kebudayaan Jepang yang lebih detail, dan pastinya adalah tambahan nilai-nilai Islam yang lebih lengkap serta meluruskan beberapa hal yang di edisi pertama dirasa kurang sesuai dengan ajaran Islam.
Yup! Itulah tadi perubahan novel Akatsuki dari masa ke masa.
Lalu, apakah novel Akatsuki akan dicetak ulang lagi?
Doakan, ya. Saat ini novel Akatsuki sedang dalam usaha untuk bisa tembus penerbit mayor lagi. Semoga diterima dan bisa terbit mayor, serta bisa menebar manfaat yang lebih luas. Mohon doanya, yaaa ....
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.