moshi moshi, assalamualaikum

Friday, May 25, 2012

Menyapa Cinta


Mencintaimu
seperti menatap langit malam
sedikit kucari celah
membuka rahasia langit luas
kelam tanpa batas
Mencintaimu
menantang gunung yang tinggi lagi kokoh
rasa teramat lelah
`tuk mencapai puncaknya
dan gunung tetap diam dingin dan kaku
Mencintaimu
bermesraan dengan bulan
berkencan di malam purnama
yang tak henti tersenyum
dan aku tak lepas memandang
Mencintaimu
mengajakku menyelami lautan hidup
membawaku dalam mimpi-mimpi panjang
akankah ku dapat mencintaimu?
karena aku sendiri adalah batu
Mencintaimu
`kan membawa kehangatan
yang cairkan kebekuan di antara kita
ketika telah menyapa cinta
dengan mencintaimu

Sabtu, 27 Desember 2003 (Surabaya)

Thursday, May 24, 2012

Perang Hati


Lelah kakiku melangkah
Seakan tulang-tulangku patah
Tak kuat lagi ku menahan
Ganasnya gelombang kehidupan

            Berat ‘tuk terus berjalan
            Rasa ada yang menahan gerakku
            Hadapi badai kencang
            Empaskanku ke dasar jurang

Tak bisa kuhindari
Gundah buatku kalah
Buatku terasing sepi
Takut hadapi kenyataan

            Aku ‘kan bangkit kembali
            Melawan segala rintangan
            Setelah hujan air mata reda
            Bersama sirnanya gundah

Dan ku akan menjadi ...
Aku telah menjadi ...
Pemenang ... perang hati
Di malam penuh arti

Senin, 1 Desember 2003 (Surabaya)

Api dan Rindu


T’lah kau nyalakan api cinta
Membawaku bersamamu di dalamnya
Menari bersama
Pada segitiga bernada
Lantunkan lagu mimpi kita
Mimpi yang semu
dan akan musnah
Terbakar api yang berputar
Membakar kita
Hatiku jadi arang
Jiwaku pun menjadi abu
Bunga di taman kalbuku t’lah hancur
Layu dan kering sisakan asap
Karena api cinta yang tiada benar

            Api cinta
            Yang nyalanya terangkan dunia
            Bersinar dalam gelap
            Hangatkan dari dingin malam
            Kerinduan
            Akan cinta kasih yang tulus
            Dari lubuk hati yang paling dalam

Rabu, 19 November 2003 (Surabaya)

Merindumu


Hatiku yang kering
Jiwaku yang gersang
Pikiranku kosong
Buatku seakan
Tak bisa apa-apa
Hanya diam tak berkata
Dalam lingkaran hitam
yang berkabut
Tiadalah yang bisa kulakukan
Tanpa mata air yang
mengaliri ruang hati dan jiwaku
Tanpa setetes embun yang
basahi alam pikirku
dan buatku berarti
Mengisi kehampaan yang ada
Bebaskanku dari cengkeraman
lingkaran berkabut
Akankah kudapat mata air itu
Bening embun pagi yang suci
‘Kan kudapat dari ... dirimu
Merindumu

Selasa, 18 November 2003

Sepanjang Jalan


Begitu panjang jalan yang kulalui
Seakan tiada ujung
Berliku dan menanjak
Berbatu dan kering
Seiring kuseret langkahku
Menapaki jalan yang ditumbuhi
rumput liar di kiri kanannya
Senada tiupan angin
Menerpa pepohonan berdaun lebat
yang menancapkan akarnya kuat
di bumi ini tanah kepedihan
Seirama hentakan kakiku
dengan kicau burung
Dalam tegar melawan perih
Getar nuraniku nyanyikan lagu
Tak gentar hati dan langkahku
Selaras jatuhnya butiran
kristal bening
Bertaburan bagai bintang
di lautan langitku
Sisakan luka biaskan damai
Pada semua yang temaniku
Sepanjang jalan yang kulalui

Sabtu, 8 November 2003 (Surabaya)

Wednesday, May 23, 2012

Waktu


Waktu
Hatiku selalu bertanya
Mengapa ia berlalu?
Mengapa waktu terus berjalan?
Bergulir dan berganti
Ah, waktu
Andai ia bisa kuhentikan
Agar ku dapat bersama mereka selalu
Tapi bila waktu berhenti
Bisakah aku berjumpa kalian
Hmm ... waktu
Semua sudah ada yang mengatur
Allah Zat yang tidak makan dan tidak tidur
Berikan yang terbaik bagiku
Bagi kalian
Bagi mereka
Bagi semua

Sabtu, 8 November 2003 (Surabaya)

Sang Merpati


Semua berteriak
Ingin inginnya nyata
Menarik paksa
Tapi kemauan tiada
Tak ingin terkurung rasa
Ingin bebas di udara
Terbang bersama
Menikmati alam
Merasakan tiap
dahan pepohonan
Karena aku merpati liar
bersayap putih
Ku ingin sendiri
dalam bebas mencari
Mungkin ‘kan kutemukan
atau t’lah kudapatkan
Karena ini bukan yang pertama
yang kedua yang serupa
pada dirinya
Aku merpati bersayap putih
Bersahabat dengan alam yang
tersenyum untukku dan
kubalas senyumnya ... kebebasan

Kamis, 6 November 2003 (Surabaya)

Sinar Arjuna


Yang pertama adalah
kau ...
dengan langkahmu yang ringan
dan ...
dengan bebanmu yang berat
memberikan sekantung emas
pada dewa
Bukan!
Bukan sekantung emas
Itu lebih berharga dari emas
dari apa pun juga
Sinarnya ...
terang dan indah
Melebihi kilau berlian pada
pakaian sang dewi
Sinar yang sama
dengan yang kumiliki
menerangi dunia
dari kegelapan
Tapi dalam terang
tak kudapat Arjuna
bersama bidadari

Selasa, 4 November 2003 (Surabaya)

Wednesday, May 16, 2012

Doa untuk Kawan


Di hari ini, Kawan
Semua katakan
Selamat ulang tahun
Semua artikan
Empat belas tahun usiamu

            Tapi nyatanya
            Umurmu makin berkurang
            Makin terkikis seiring
            lalu nyanyian waktu

Meski kita berpisah
Masih kuingat apa yang
istimewa di tanggal ini

            Meski kita jauh
            Ku tetap doakanmu
            Dengan puisi ini
            yang aku miliki

Semoga kau diberi hidayah-Nya
serta umur yang panjang
Agar dapat menjadi
Muslimah yang kaaffah

            Jadikan Ramadhan ini sebagai
            langkah awal `tuk jadi lebih baik
            Selamat ulang tahun

Jumat, 31 Oktober 2003 (Surabaya)

Arti Hadirnya


Dalam lelap
Ku sudah tak ingat
Dalam buaian
Ku tak memikirkan
Dalam gelap
Ku tak bicarakannya
Dalam pagi
Ku tak berkhayal lagi
Tapi sungguh ku tak menyangka
Terlihat bayang wajahnya
Menatapku tajam
dengan senyum manisnya
Sungguh tidak aku menduga
Terdengar lembut suaranya
Menyapaku hangat
dengan belai kasihnya
Kehadirannya yang tak kupinta
Dia datang tiba-tiba
Kapergiannya yang tak kuharapkan
Dia hilang begitu saja
Tak berbekas namun
begitu berkesan di hatiku
Walau hadir hanya sesaat

Jumat, 31 Oktober 2003 (Surabaya)

Perjalanan


Perjalanan pagi yang indah
Ditunggu dan dalam menunggu
Menyusun tanya dengan setengah
Pergi saat ada semua yang mau

            Malu-malu tersambut ramah
            Tapi tanya tak berjawab
            Tanya warna jawabnya arah
            Usai sudah pulang ke rumah

Esok kita berkumpul lagi
Tetap menunggu di indah pagi
Hadir yang sedia kita pun pergi
Jalan kita terbagi-bagi

            Menunggu tetap dengan setia
            Untunglah tanya ada hasilnya
            Takut juga ada mereka
            Kembali kita naik bis kota

Di sana semua terselesaikan
Lalu kita bercengkerama
Menuju sore yang menyenangkan
Namun ada sedikit rasa tak suka

Rabu, 29 Oktober 2003 (Surabaya)