moshi moshi, assalamualaikum

Tuesday, November 27, 2012

Dalam Setahap Imajinasiku


Mungkin ini hanyalah imajinasiku
tapi aku sungguh sedang duduk di tengah ruangan
dengan tanganku di atas meja menyangga dagu
kulirik ujung mata teh yang sudah dingin di dekat siku

Orang bertanya apa yang kulakukan
kujawab aku sedang menunggu seseorang
orang itu pun pergi dan aku berkata dalam hati
aku bahkan tak mengerti apa yang terjadi

Minggu lalu aku tidak memakai pakaian ini dan berada di tempat yang jauh
aku menemuinya
lalu aku meninggalkannya dengan tatapan bening matanya
dengan sabar mengerjakan tugasku setahap demi setahap
kubiarkan saja waktu yang berlalu menertawakanku
karena di sisi lain dia terus menungguku

Minggu depan aku mungkin telah berganti pakaian dan ada di tempat yang berbeda
aku bertemu dengannya lagi
lagi-lagi aku meninggalkannya
dengan mendung bergayut di wajahnya
namun aku menempuh jalanku setahap demi setahap dengan baik
karena sekalipun hari kelabu, dia tetap bisa tertawa dengan jujur

Minggu depan aku tidak akan memakai pakaian ini lagi
namun aku akan berada di tempat yang sama
aku akan menghampirinya
membawanya di sisiku yang aman
sambil mengumpulkan potongan-potongan puzzle
secara diam-diam setahap demi setahap dengan tenang
aku tak akan menjadi tidak sabar hingga
semua ada dalam genggaman tanganku
dan segalanya kuselesaikan dengan sangat menyenangkan
karena aku tahu di suatu sisi dia akan terus menungguku
di suatu tempat yang sesungguhnya sangat dekat denganku
di mana ku dapat mendapati pandangannya
dan aku menangkap bayanganku di dalam matanya
maka kulakukan itu dengan caraku sendiri

Selasa, 12 Desember 2006 (Surabaya)

Tuesday, November 13, 2012

Inginku Mungkin


Saat aku melihat
sayap merpati berguguran dari angkasa
membuat aku ingin bebas
melintas berhadapan

: lalu aku bertanya-tanya
  kapan inginku mungkin nyata?

Ingin aku bertanya
mungkinkah pesan ini akan diterima
berita tanpa sisa subjektivitas yang lain
kabar bahagia terpancar dari cahaya berkilauan

: saat kupastikan
  pasti dengan tatapan keyakinan

Terima kasih atas ketentuan ini
keputusan indah ini
senang hati
meski mungkin
tak mungkin sempurna

Sabtu, 15 April 2006 (Surabaya)

Aku dan Mimpi


Aku terlahir sebagai manusia yang penuh mimpi
aku memiliki banyak impian yang luar biasa, tetapi
aku tidak suka bermimpi
aku pun mulai merajut mimpiku seperti
aku melihat laba-laba membangun rumah jaring impian di sela melati
aku tahu rapuhnya mimpiku kupahami
aku mengerti mimpi
aku akan tetapi mimpi `kan tetap berdiri
aku mimpikan terus berlari
aku menghadapi jembatan mimpi yang akan kutiti
aku dan juga akan berhasil menggapai mimpi

Ahad, 9 April 2006 (Surabaya)

Perjuanganku


Dalam kesendirianku
dalam kebingunganku
dalam kegelisahanku
dalam keresahanku
dalam kegundahanku

aku mencari jawab
aku mencari petunjuk
aku mencari ilham
aku mencari arah
aku mencari pegangan

dan aku mendapat semangat
dan aku mendapat cahaya
dan aku mendapat inspirasi
dan aku mendapat pertolongan
dan aku mendapat harapan

Ahad, 2 April 2006 (Surabaya)

Monday, November 12, 2012

Cermin dan Bayangan


Berdiri di depan cermin cembung
Pada titik yang telah ditentukan
Bayangan tegak, diperkecil, tapi nyata

Berjalan dalam lengkungan cermin cekung
Di ruang satu, di dekat fokus
Bayangan maya, tegak, diperbesar

Berhenti pada cermin datar
Dengan jarak dan tinggi yang terukur
Bayangan tegak, sama besar, antara nyata dan tidak

Sabtu, 25 Maret 2006 (Surabaya)

Yang Terlepas


Kulepas semua yang kumimpikan
Tak tergenggam lagi
Maafkan aku biarkan pergi
Dan ku berdiam diri

Pernah kucoba memberi arti
Membaca dan mengerti
Mungkin aku yang tak memahami
Salahkan diri ini

Takkan lelah aku berlari
Takkan hilang harapan ini
Hingga saat langkah terhenti
`Kan kusua sesaat saja

Kau tinggalkan jalan ke jurang yang dalam
Hingga hanya jerit yang tersisa di hampa

Sabtu, 18 Maret 2006 (Surabaya)

Alam Tetap Bertahan


Walau musim berganti
masa terus berlalu
tarikan gravitasi
`kan tetap membawaku

Walau pepohonan tumbang
jalanan kulalui
dedaunan melayang
gugur jatuh ke bumi

Saat kuterjebak dalam kesendirianku
Angin kencang berembus berlalu
Saat fatamorgana itu kusadari
Kutahu satu yang pasti

Kucoba tiada henti
Walaupun belum pasti
Untuk jembatan ini
Ku `kan tetap berdiri

Tak tentu aku berlari
Menembus badai pagi
Salju menyelimuti
Merindu musim semi

Ahad, 12 Maret 2006 (Surabaya)

Bila Saja


Selalu ada yang menggapai
Seperti ada yang tak sampai
Serasa ada yang menahan

keluar suara
berurai air mata
berderai tawa
Seandainya saja ...

Membuat
aku
menjadi
semakin
tidak
mengerti

Bila dapat meraih
Jika bisa datang
Andai berhasil menembus

akan menjerit
ingin berteriak
hanya memekik
Bagai melayang terbang

Sabtu, 4 Maret 2006 (Surabaya)

Friday, November 9, 2012

Hujan di Jalan


Hujan rintik-rintik
menusuk punggung bumi
tidak sakit

bumi senang
bumi riang
subur dan hijau bumiku

Hujan menderas
kali ini memukul-mukul daratan
orang-orang berlarian
bersembunyi ketakutan

Tapi aku terus berlari
menapak tanah berair
mengajak air berlompatan
semakin tinggi
dan bertambah tinggi

Hingga hujan terhenti
dan aku menghentikan lari
tapi waktu belum berhenti

Jumat, 24 Februari 2006 (Surabaya)

Pencarian


Kuraih batang pensilku
kuajak dia menari
mengukir peta pikiran
menyentuh peristiwa
memindah ke atas kertas

Aku termangu
lalu mematung
lalu termenung
lalu merenung

Aku merasa gundah
aku bergerak resah
hatiku gelisah

Tapi tak kutemukan ide itu
sayang sekali ...

Aku bingung, kecewa

Tapi kucoba bergerak
menggoreskan timah hitam ini
dan kudapat baris-baris puisi

Ahad, 19 Februari 2006 (Surabaya)

Berjalan Bersama


Saat mentari menyembul malu
menyapaku, menuntunku
membawa langkah kakiku
ke sana ...

Aku berdiri
menggerakkan kaki
berjalan
pelan
menjadi cepat
dan semakin cepat
: tapi bukan untuk meninggalkanmu!

Aku terus berlari
untuk ada di dekatmu
agar langkah kita sejajar
saling menasihati
saling melengkapi
hingga kita bisa berjalan beriringan
bersama

Ahad, 12 Februari 2006 (Surabaya)

Wednesday, November 7, 2012

Dengan Luka Menuju Sepi


Ku melangkah pergi
melayangkan pandang
pada sekitar

Ku menahan beban
yang menindih jiwa
yang senantiasa menyesak
karena berat melepas

Ku pergi jauh
tanpa berpaling
tetap bergeming
meskipun luka

Kini aku menjerit
namun tiada suara
ingin menangis
tapi tak ada air mata
karena kekeringan
hampa melanda

Satu yang kuingin
jika segala cita
tak mungkin kuraih

Hanya kupinta
air dari celah batu
atas terbelah porinya
tapi mengapa
ku tak sanggup melihatnya

Terlalu menyilaukan
dari gelap pandangku

Dan aku menang
menanggung beban
menghimpit luka

Aku menangis
tapi tertahan
dalam kekosongan
dari sepi
dari ramai gempita

Aku menang
mengukir sepiku
pergi ke duniaku

Aku mencurah rasa
menoreh jemariku
mengabadikan
semoga `tuk
selamanya

Tulisku yang tiada henti
`kan kuakhiri
semoga itulah kata
nurani

2005 (Surabaya)

Jalan Ini


Jembatan ini harus dilalui
Bukan hanya dipandang
Padang rumput berbatu
Tak boleh menahan langkah

Tapi aku harus mampu
Meredam debur ombak lautan

Perintang segala tak ada ujungnya
Pada jalan yang tiada berputus

Tapi petunjuk tentu ada
Dalam lintasan hati yang bercahaya

Bilakah inginku
akan tertebar di bulan
Dan hatiku bersinar bintang berkelip
Dan mentari berpijar menerangi
Jalan yang kutempuhi

Ahad, 19 Juni 2005 (Pagi, Surabaya)

Aku Sakit


Aku sakit
yang melemahkan tulangku
yang meremukkan jiwaku
hingga ku tak mampu
bangkit
Aku mencari penawar
racun yang menyakitiku
tapi yang kudapat hanya
garam yang memperdalam lukaku

            Hatiku tak tenang
            Menderita sakit tak terkata

Saat kupejamkan mata
ada perih menekan dada
Aku membolak-balik tubuhku
seperti perputaran rasaku
sambil terus berharap
hatiku tersentuh

            Aku ingin luruh
            seperti dedaunan terempas angin
            melambai saat berjatuhan
            Aku ingin mencair
            layaknya lilin terbakar
            melambai sinar meredup
            Tapi aku terlalu keras
            dari itu
            Dan aku butuh waktu
            untuk membayar tebusanku

Aku jadi tertahan
dan terjatuh
yang mengalirkan darah
Tapi karena penguatanku
nyeri pun tak terelakkan
Seandainya aku terus bertahan
mampukah aku?
Tapi bila aku menyerah
apa arti perjuanganku?

            Rasa sakit tak dapat dihitung
            Namun dirasa seperti menggunung
            Aku bingung dalam kesakitan
            Tertatih-tatih
            kucoba meraih pegangan

Aku hanya berusaha mencari jalan
tak usah mencari tahu
apa peduli dunia
Aku belajar
untuk mengartikan
kedewasaan rasa hati
dan memaknai
setiap rasa sakit
juga kenikmatan

Jumat, 6 Mei 2005 (Surabaya)

Termenung Menunggu


Aku termenung
duduk di antara silir angin
sejuk ...
lembut menerpa wajahku

Aku menunggu
bintang siang menyapa
namun di sini hanya
bulan memucat
yang enggan berpisah
melepas malam
mengundang siang

Aku mencari
menanti
dan terus menanti

Dalam sendiri
pada sepi yang menggeliat
aku beradu dengan langit

Adakah tanya
yang kubutuhkan
agar kudapat jawab

Dalam kesendirian
aku termenung
aku menunggu
dan ...

2005 (Surabaya)

Kau Adalah Penyihir


Kau adalah penyihir
Kau katakan begitu padaku
Kau begitu menyihir
Dan kau telah membuatku tersihir
Kau mempunyai sapu terbang
Kau memegang tongkat panjang
Tapi tanganmu seperti hampa
Dan kau sangat istimewa dengannya
Kau dikelilingi kaca
Membingkai bola yang tergenang air
Membeningkan matamu yang dalam
Dan kau terlihat penuh misteri
Kau memiliki tanda hitam
Kau menyimpan luka lama
Dari sana mengucur darah
Dan kau selalu menyimpan rahasia

Apakah kau tak pernah menyadari
Bahwa kau adalah makhluk aneh
Kau langka di dunia ini
Dan kau begitu berbeda
Apa kau tidak tahu
Kalau orang-orang sering bertanya
Banyak manusia heran
Terhadap tingkahmu
Aku kadang mengaca diriku
Mengapa ada sosok sepertimu
Tapi aku menilik di kedalaman hatiku
Ternyata aku sama denganmu

Makhluk hidup yang melihat kita
Akan menciptakan lagu kebersamaan
Mereka akan mengenali
Persamaan kita pada membran sisi
Jiwa-jiwa yang beterbangan
Akan menyenandungkan lagu kenangan
Mereka akan menyimpan
Segala tapak yang terjadi dan pernah ada
Aku tidak pernah ingin tahu
Dan kau juga tak pernah peduli
Tapi tanpa kita sadari
Kita bicara dengan kata hati

2005 (Surabaya)