moshi moshi, assalamualaikum

Friday, October 19, 2012

Ketika Harus Pergi


Malam itu
orang-orang kafir
mengitari rumah Muhammad
dengan pedang berkilat
`tuk ditebaskan ke leher Nabi

Atas kuasa Allah
debu tertebar dari tangan Nabi
pada wajah para pendosa
dan lelaplah mereka

Kini amanat di pundak Ali
dia tidur di ranjang Muhammad
berbaring tenang
berselimut hijau

Muhammad pergi
bersama sahabat Abu Bakar
berjalan ke Madinah

Bangun para kafir itu
gagap pagi datang
pintu didobrak
selimut pun disingkap
mereka ternganga
tersentak dan berlari mengejar

Gua Tsur di hadapan
dengan rajutan istana laba-laba
di muka gua
ditemani sarang burung
yang hangat

Di mata orang kafir
melihatnya berarti tiada siapa
di gelap gua

Tapi Allah Mahatahu
Muhammad dan Abu Bakar
telah aman di dalamnya

Habis orang kafir
hilang dari pandangan

Langkah Muhammad diayunkan
tapak Abu Bakar diteruskan
menuju negeri impian
yang diperintahkan lewat ayat-Nya
dengan Jibril pembawa pesan

NB: Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah

Kamis-Jumat, 10-11 Februari 2005 (Surabaya)

Cahaya Senyum Bintang Pagi


Mengapa dunia ini
diciptakan penuh warna
dan berhias cahaya
membakar kerinduan
dan rasa ingin
menyelimuti dalam khayalan
dan membawa angan
menimbulkan sekelebat bayang
dan menyatukan ilusi
Setiap hadir
selalu ada senyum
dan senantiasa terukir di bibirku
Tapi itu semua
menyisakan luka dalam hatiku
yang ingin mengembunkan awanku
mencurahkan hujan jiwaku
dan sakit tertahan
Kadang aku bertanya
mungkinkah di balik senyum
ada pula perih
yang terbungkus
dan tak seorang pun tahu
seperti diriku
Tapi aku mengerti
arti sebuah kilatan
dari bintang yang mengerjap
Mungkin bulan juga tahu
dan kami bicara dengan hati
melalui bahasa kias
Kami saling menangkap
kosa kata yang terungkap
tanpa ada yang tahu
tanpa ada yang melihat
tiada sesuatu yang paham
tak seorang pun mengerti
Kami terus menerka
namun mereka takkan pernah mengira
ketika mereka pergi
hanya raga yang berlari
tapi jiwaku di sini
juga tetap di sini
hanya kami
bertemankan berjenis hiasan
dan selalu bersinar
seperti kami
menatap bintang pagi

Rabu, 2 Februari 2005 (Surabaya)

Saat Kau Tersenyum


Langit cerah
dengan awan
menari dan bergulung
Menyambut mentari pagi
yang bersinar
untuk manusia di bumi
Seolah ada mata dan bibir
yang bercahaya
yang tersenyum padaku
dengan indahnya

Aku pun teringat
wajahmu
di pagi ini
Aku tak bisa melupakan
saat itu
Saat kau tersenyum
padaku

Rabu, 2 Februari 2005 (Surabaya)

Wednesday, October 17, 2012

Saat Tikus Berpesta


Seekor tikus hitam
berlari
bersama temannya
saling mengejar

Tiada mereka pedulikan
bahaya mengintai

Anak tikus terendap-endap
mencari makan dalam gelap
bersama temannya
sembunyi dan
saling menemukan

Mereka tak tahu
maut sudah menghadang

Tikus-tikus berpesta
menghabiskan malam panjang
Tikus hitam menyanyi
Anak-anak tikus menari
Mereka melompat
berputar
Seolah kuasa mereka

Tak sadarkah mereka
alam melihatnya!

Sabtu, 29 Januari 2005 (Surabaya)

Kuraih Cahaya


Dalam lindungan cahaya
aku dirundung gulita
Andai ada
segaris kilat benang
saja ...
itu sudah cukup
mengenangkanku
akan julaian
rumbai yang terjurai
Tapi bila ya
mungkin aku `kan silau
oleh dua bola kaca
yang pandangku tak pernah mampu
menembus yang di dalamnya
Hanya lipit cantik
yang bisa kuraih
Tapi suatu saat
kuyakin ...
ku `kan dapat

Kamis, 20 Januari 2005 (Surabaya)

Padamu Kasih


Padamu pagi
aku mengadu mengeluh
untuk segaris asa
yang kugantung di langit

Kepada udara yang terus kuhirup
aku mendesah
untuk setiap puing
yang kucoba menyusun

Untuk angin
aku memeluk rintih
untuk dingin
yang menikam kulit

Dan bagimu kasih
aku jabat tangan hangatmu
untuk seluas rasa
yang membuncah meluap

Wahai kekasih
aku ungkap segala ada
untuk kekalnya jiwa
yang kubangun dengan air mata

Kamis, 20 Januari 2005 (Surabaya)

May I Fall in Love?


It was sunny day
I sat in front of the silent class
I was waiting for my friend
Then, my classmate came
She sat beside me
Suddenly, she asked, Have you ever fallen in love?
Yes, but why did you ask?” I replied.
“May I fall in love with my friend?
Before I answered that question ...
She asked me again, “May I fall in love with you?”
I couldn’t answer that question either

Ahad, 16 Januari 2005 (Surabaya)

Ketika Aku Ingin


Ketika aku berdiri di bawah pohon
aku bisa merasakan angin membelai wajahku
mencium pipiku
dan membuatku malu
Lalu daun-daunan jatuh
ke bumi
Mereka terbang bersama angin
yang bergerak ke mana saja ia ingin
meniup awan di langit
sehingga tidak jatuh menjadi hujan
Tapi aku ingin hujan
lalu bumi menyerap airnya
dan aku bisa menghirup aroma
tanah yang basah oleh air hujan
Selagi aku masih di sini
di atas bumi
sebelum bumi retak
menelanku ke dalamnya
Aku ingin berdoa
Aku ingin kita berbicara dengan hati
Dan aku ingin kita tetap hidup

Ahad, 16 Januari 2005 (Surabaya)

Friday, October 5, 2012

Aku Bukan Malaikat


Mungkin ...
bagi orang-orang
harta adalah kehormatan
sedang aku berusaha tak peduli

            Bukan keangkuhanku
            Bukan wujud sempurnaku
            Bukan congkak lewat langkahku
            Tapi aku bukan malaikat

Jika saja orang bisa melihat
harta yang kupendam
barangkali peninggalan
Raja Qarun yang serakah

            Hingga mereka menilai
            Hingga mereka terdiam
            Hingga larut terpaku
            Karena aku bukan malaikat

Mungkin itulah
ku tak bisa
selalu ada di dekatmu
karena ada jarak dan masa
dalam matematika dan fisika
dan aku bukan malaikat

Surabaya, 30 September 2004

Karena Aku Manusia


Sungguh ...
aku bukan seniman
yang sering bercengkerama di balai seni

            Andai kau tahu
            aku hanyalah pecundang
            yang menelantarkan tanggung jawab
            di pundakku

Rasanya terlalu naif
bila berharap dari sekian bunga mangga
semua akan menjadi buah
Bilakah iya ...
betapa buah itu `kan berjejal
sangatlah pohonnya `kan merunduk
Bukanlah mereka tak penuhi tugasnya
tidak salah intuisi seniman
tapi lihatlah realita

            Dunia bukan milikku
            Jagat raya tidak dalam genggamku
            Aku hanya ingin mengerti
            dan berpikir tentang alam
            bila suatu saat semua `kan paham
            karena aku manusia

Surabaya, 30 September 2004

Dunia Bernyanyi


Kudengar burung bersahut-sahutan menyanyi
Kulihat pohon menari dengan belai angin
Kusapa matahari pagi tersenyum manis
Kurasa hangatnya persahabatan pagi ini

Kuhirup dalam udara yang bersih dan segar
Kulukis awan berarak ramai beriringan
Kupandang langit biru luasnya tanpa batas
Kuingat jelas semua keindahan alam

Indahnya pagi yang damai sungguh berarti
Kusambut dengan ceria secerah hati
Bersama alam bernyanyi memuji Allah
Menyanyikan lagu pagi merdu nan indah

2004 (Surabaya)